PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
DEFINISI
Dalam keberlangsungan setiap
kegiatan berorganisasi, pasti akan menemui sebuah situasi dimana harus dilakukannya
sebuah atau lebih suatu pengambilan keputusan. Menurut para ahli, pengambilan
keputusan merupakan proses pemilihan antara berbagai alternatif (Shull,
Delbecq, & Cummings, 1970).
Pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara berbagai alternatif. Untuk dapat mengambil keputusan dengan
baik, ada rangkaian proses pengambilan keputusan yang harus dilakukan. Berikut
adalah langkah yang bijaksana untuk dilakukan sebelum mengambil keputusan
berdasarkan pada konsep pengambilan keputusan itu sendiri (Gunadarma, 2009).
Pengambilan keputusan merupakan
salah satu peranan manajer yang disebut peranan decisional (Winardi,1990).
Sedangkan organisasi adalah wadah bagi beroprasinya manajemen.
(Anzizhan,Syarafuddin.Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. grasindo).
Pertama Pengambilan keputusan
adalah inti dari manajemen dalam organisasi, yaitu hal yang dilakukan oleh
ketua dalam suatu kegiatan yang dilakukan dalam organisasi untuk mengambil
suatu tindakan atau pilihan yang harus dilakukan yang akan menghasilkan
keputusan untuk kebaikan bersama (stephen P.Robbins: manajemen). Yang
kedua, Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif
perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui
pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan
fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan
pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat.
Dari
ketiga pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu
diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan.
Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas,
sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari
alternatif yang ada.
JENIS - JENIS KEPUTUSAN ORGANISASI
1.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan
yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Pengambilan
keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk
masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan
yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan
keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya
dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya
diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2.
Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan
yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah
yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan
yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui
saat itu.
3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang
berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta
yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan
informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan
data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan,
data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan. Keputusan
yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang
merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang
cukup itu sangat sulit.
4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering
kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah
kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya
ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi
pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi
sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama
atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat
menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang
timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman
dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat
bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk
memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya
sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
5.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak
sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang
dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang
berdasarkan pada wewenang semata akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.
POSISI/KEDUDUKAN
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan
seseorang dapat dilihat dalam hal berikut:
· Letak
posisi
Dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision
maker),penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
· Tingkatan
posisi
Dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan,
organisasional, operasional, teknis.
2.
MASALAH
Masalah atau problem adalah apa yang
menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan
daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus
diselesaikan.
3.
SITUASI
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam
keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama
memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat. Faktor-faktor
itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut:
· Faktor-faktor
yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah
atau tetap keadaanya.
· Faktor-faktor
yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang
sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
4.
KONDISI
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang
secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita.
Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
Implikasi
Manajerial
Dalam kamus
besar bahasa Indonesia implikasi mempunya arti yaitu akibat.kata implikasi
sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek salah satu aspek yang akan saya bahas
kali ini implikasi manajerial. Dalam manajemen sendiri terdapat 2 implikasi
yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata
cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. Implikasi kebijakan meliputi sifat
substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
Jadi
implikasi manajerial memiliki arti Proses Pengambilan Keputusan
Partisipatif Dalam Organisasi manajerial yang baik.
Teori
Managerial Grid
Teori
dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi
dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for production”.
Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang
didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
1. Improvised artinya pemimpin
menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan
hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
2. Country Club artinya kepemimpinann
didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan
kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan
tempo kerja yang nyaman dan ramah.
3. Team yaitu kepemimpinan yang
didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja
sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama
terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan.
Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
4. Task artinya pemimpin memandang
efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan
terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
5. Midle Road artinya kepemimpinan yang
menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi ,
dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui
penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada
tingkat yang memuaskan.
Komunikasi
Organisasi
Dalam system
komunikasi organisasi, partisipatif telah menggunakan komunikasi dua arah,
yaitu system atau pola komunikasi yang akan menghasilkan umpan balik secara
langsung dari komunikan untuk dijadikan evaluasi. Pemimpin akan sering
berkomunikasi dengan bawahan dalam merumuskan hal-hal yang dapat dirumuskan
dengan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa komuniksai harus berfungsi juga
sebagai persuatif dan regulative. Kepemimpinan situasional memungkinkan seorang
pemimpin melaksanakan kepemimpinannya sesuai dengan kondisi yang terjadi. Untuk
komunikasi satu arah seperti Telling, mengharuskan pemimpin untuk lebih banyak
mengarahkan, hal ini dilakukan agar tugas yang dilaksanakan sesuai dengan alur
atau tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi satu arah akan mengalami
kesulitan dalam menerima umpan balik sebagai evaluasi bagi organisasi.
Terkadang dengan komunikasi satu arah, kondisi kerja akan terasa kaku karena
bersifat formal.
Dalam
kepemimpinan situsional yang dikembangkan menjadi empat bagian, membutuhkan
komunikasi karena pada dasarnya kepemimpinan mempengaruhi orang. Dalam
kepemimpinn ini, Delegating dengan tugas dan perilaku yang rendah menjdi aspek
yang paling disukai apabila bawahan memiliki tingkat kesiapan yang tinggi,
karena ada kebebasan dan kepercayaan dari pemimpin untuk berpartisipasi.
Daftar pustaka:
http://fitriharsono.blogspot.com/2013/05/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
Universitas Gunadarma, 2009. Proses
Organisasi
Anzizhan,Syarafuddin.Sistem Pengambilan
Keputusan Pendidikan. Grasindo
P.Robbins, Stephen & Mary Coulter.
2005. Management, eight edition. Erlangga: Jakarta
http://dimasihsanprasetyo.blogspot.com/2013/05/implikasi-manajerial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar