Hubungan antara Individu, Keluarga dan Masyarakat
A. Individu
Kata “individu” berasal dari kata latin, yaitu individiuum, “berarti “yang tak terbagi”.
Kata “individu” berasal dari kata latin, yaitu individiuum, “berarti “yang tak terbagi”.
Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan
yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu menyangkut
tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu sosial, individu menekankan penyelidikan
kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi
B. Keluarga
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai
makhluk sosial, yang ditandai adanya kerja sama ekonomi. Fungsi keluarga adalah
berkembang biak, mensosialisasi atau mendidik anak, menolong, melindungi atau merawat
orang-orang tua (jompo).
1)Pengaturan Seksual
Dapat dibayangkan kekacauan yang terjadi apabila tidak ada pengaturan seksual. Misalnya
1)Pengaturan Seksual
Dapat dibayangkan kekacauan yang terjadi apabila tidak ada pengaturan seksual. Misalnya
anak tidak mempunyai ayah yang sah, atau ayah yang salah, maka kewajiban-kewajiban
itu menjadi kacau atau tidak dijalankan, atau bertentangan dengan kewajiban-kewajiban
yang telah ditetapkan. William J. Goode (1983) telah menyusun jenis-jenis penyimpangan sosial pengaturan
seksual menurut tingkat ketidaksetujuan sosial atau menurut ketidaksetujuan sosial atau
menurut ketidakseimbangan dalam struktur sosial. Jenis-jenis penyimpangan adalah :
- Hidup bersama atas dasar suka sama suka (“Kumpul Kebo”).
- Pergundikan.
- Hubungan seorang bangsawan dengan gundiknya (zaman pra industri masyarakat Barat) atau raja dengan selir.
- Melahirkan anak pada masa tunangan.
- Perzinahan, sang lelaki sudah menikah.
- Kehidupan bersama seorang yang bertarak (celibat, pastoral, biarawan, menahan hawa nafsu) dengan orang lain yang juga hidup bertarak atau dengan yang tidak bertarak.
- Perzinahan, sang wanita sudah menikah.
- Perzinahan, kedua-duanya sudah menikah.
- Kehidupan bersama seorang wanita kasta tingi dengan lelaki kasta rendah.
- Incest (hubungan seksual dalam satu keluarga), saudara lelaki dengan saudara perempuan.
- Incest, bapak dengan anak perempuan
- Incest, ibu dengan anak laki – laki.
2) Reproduksi
Berkembangnya teknologi kedokteran, selain memberikan dampak positif bagi program
Berkembangnya teknologi kedokteran, selain memberikan dampak positif bagi program
keluarga berencana, dapat pula menimbulkan masalah terpisahnya kepuasan seksual
dengan pembiakan. Kehadiran anggota baru dapat dipandang sebagai penunjang atau
malapetaka, bagi masyarakat tani dapat dikatakan menunjang, terutama dalam penyediaan
tenaga kerja.
3) Sosialisasi
Manusia sebagai makhluk dalam evolusinya lebih bergantung kepada kebudayaan,
Manusia sebagai makhluk dalam evolusinya lebih bergantung kepada kebudayaan,
dan bukan kepada naluri atau insting.
4) Pemeliharaan
Masa kehamilan yang cukup panjang disertai masa kritis dan tugas menyusui berlarut-larut,
4) Pemeliharaan
Masa kehamilan yang cukup panjang disertai masa kritis dan tugas menyusui berlarut-larut,
membuat ibu yang sedang hamil perlu perlindungan dan pemeliharaan.
5) Penempatan Anak di dalam Masyarakat
Jangan menentukan penempatan sosial seorang anak, pengaturan wewenang membantu
5) Penempatan Anak di dalam Masyarakat
Jangan menentukan penempatan sosial seorang anak, pengaturan wewenang membantu
menentukan kewajiban peranan orang – orang dewasa terhadap sang anak. Anak
merupakan simbol berbagai macam hubungan peran yang penting di antara
orang-orang dewasa.
6) Pemuas Kebutuhan Perseorangan
Hubungan suami-istri dibentuk oleh jaringan teman-teman dan anak di tempat mereka
6) Pemuas Kebutuhan Perseorangan
Hubungan suami-istri dibentuk oleh jaringan teman-teman dan anak di tempat mereka
hidup, tetapi teman tidak dapat menggantikan kepuasan hubungan suami-istri
dengan anaknya.
7) Kontrol Sosial
Keluarga yang berfungsi dalam sosialisasi, yaitu bagi setiap individu pada saat dia
7) Kontrol Sosial
Keluarga yang berfungsi dalam sosialisasi, yaitu bagi setiap individu pada saat dia
tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntutan
umum untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai
tujuan akhir pengembangan kepribadiannya.
C.Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal katanya socius yang berarti
kawan. Adapun kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya
bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk aturan hidup,
yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-
unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Para ahli
seperti Maclver, J.L. Gillin, dan J.P. Gillin sepakat, bahwa adanya saling bergaul dan
interaksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara, dan prosedur yang
merupakan kebutuhan bersama sehingga masyarakat merupakan kesatuan hidup
manusia yang berintaraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu, yang bersifat
continue dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Untuk arti yang lebih khusus
masyarakat disebut pula kesatuan sosial, mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang
yang erat. Mirip jiwa manusia, yang dapat diketahui, pertama melalui kelakuan dan
perbuatannya sebagai penjelmaannya yang lahir, kedua melalui pengalaman batin
dalam roh manusia perseorangan sendiri. Bahkan memperoleh “superioritas”,
merasakan sebagai sesuatu yang lebih tingi nilainya daripada jumlah bagian-
bagiannya. Sesuatu yang “kokoh-kuat”, suatu perwujudan pribadi bukan di dalam, melainkan luar, bahkan di atas kita.
D. Interaksional Antar Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Adanya aspek organis-jasmaniah, psikis-rohaniah, dan sosial kebersamaan yang
melekat pada individu, mengakibatkan bahwa kodratnya ialah untuk hidup
bersama manusia lain. Pada hewan, kolektivitas bersifat naluriah, pada manusia,
di samping rohaniah juga karena nalar, menimbulkan kesadaran membagi peranan
dalam hidup berkelompok sehingga perjuangan hidup menjadi ringan. Menurut
Durkheim kebersamaannya dapat dinilai sebagai “mekanistis”, merupakan solidaritas
“organis”, yaitu atas dasar saling mengatur. Selain kepentingan individual, diperlukan
suatu tata hidup yang mengamankan kepentingan komunal demi kesejahteraan
bersama. Perangkat tatanan kehidupan bersama menurut pola tertentu kemudian
berkembang menjadi apa yang disebut “pranata” sosial” atau abstraksi yang lebih
tinggi lah, dinamakan “kelembagaan” atau “institusi”. Individu barulah individu apabila
pola perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang
disebut masyarakat. Kekhasan atau penyimpangan dari pola perilaku kolektif
menjadikannya individu, menurut relasi dengan lingkungan sosialnya yang bersifat
majemuk serta simultan. Dari individu dituntut kemampuan untuk membawa dirinya
secara konsisten, tanpa kehilangan identitas nilai etisnya. Relevan dengan relasi-relasi
sesaat antara dirinya dengan berbagai perubahan lingkungan sosialnya. Satuan-satuan
lingkungan sosial yang melingkari individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas,
masyarakat, dan nasional. Individu mempunyai “karakter”, maka satuan lingkungan
mempunyai “karakteristik” yang setiap kali berbeda fungsinya, struktur, peranan, dan
proses-proses yang berlangsung di dalam dirinya. Posisi, peranan dan tingkah lakunya
diharapkan sesuai dengan tuntutan setiap satuan lingkungan sosial dalam situasi tertentu.
a. Hubungan Individu dengan Dirinya
Merupakan masalah khas psikologi. Di sini muncul istilah-istilah Ego, Id, dan Superego
a. Hubungan Individu dengan Dirinya
Merupakan masalah khas psikologi. Di sini muncul istilah-istilah Ego, Id, dan Superego
serta dipersonalisasi (apabila relasi individu dengan dirinya adalah seperti dengan
orang asing saja), dan sebagainya. Dalam diri seseorang terdapat tiga sistem kepribadian
yang disebut “Id” atau “es” (Jiwa ibarat gunung es di tengah laut), Ego atau “aku”, dan
superego atau uber ich. Id adalah wadah dalam jiwa seseorang, berisi dorongan primitif
dengan sifat temprorer yang selalu menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan
demi kepuasan. Contohnya seksual atau libido. Ego bertugas melaksanakan dorongan-
dorongan Id, tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan dan Superego.
Egod alam tugasnya berprinsip pada kenyataan relative principle. Superego berisi kata
hati atau conscience, berhubungan dengan lingkungan sosial, dan punya nilai-nilai
moral sehingga merupakan kontrol terhadap dorongan yang datang dari Id. Karena itu
ada semacam pertentangan antara Id dan Superego. Bila ego gagal menjaga keseimbangan
antara dorongan dari id dan larangan dari superego, maka individu akan mengalami konflik
batin yang terus menerus. Untuk itu perlu kanalisasi melalui mekanisme pertahanan.
Demikian psikoanalisa sebagai teori kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud
(1856 – 1939), sarjana berkebangsaan Jerman.
b. Hubungan Individu dengan Keluarga
Individu memiliki relasi mutlak dengan keluarga. Ia dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan
b. Hubungan Individu dengan Keluarga
Individu memiliki relasi mutlak dengan keluarga. Ia dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan
berkembang untuk kemudian membentuk sendiri keluarga batinnya. Terjadi hubungan
dengan ibu, ayah, dan kakak – adik. Dengan orang tua, dengan saudara-saudara kandung,
terjalin relasi biologis yang disusul oleh relasi psikologis dan sosial pada umumnya.
Peranan-peranan dari setiap anggota keluarga merupakan resultan dari relasi biologis,
psikologis, dan sosial. Relasi khusus oleh kebudayaan lingkungan keluarga dinyatakan
melalui bahasa (adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma, bahkan nilai-nilai agama
sekalipun). Masalah kekerabatan seperti adanya marga dan keluarga besar banyak dibahas
dalam antropologi, yang menunjukkan kelakuan dan tindakan secara tertib dan teratur
dalam berbagai deferensi peran dan fungsinya melalui proses sosialisasi atau internalisasi.
>Bersifat Positif
Individu dengan Keluarga
- Saling menutupi kekurangan antar anggota keluarga
- Saling membantu untuk mempertahankan keharmonisan keluarga
- Saling melindungi dan memberikan kasih sayang ke keluarga
Individu dengan Masyarakat
- Saling gotong royong
- Ikut serta dalam membantu orang yang terkena musibah
- Ikut serta dalam menjaga lingkungan
>Bersifat Negatif
Individu dengan Keluarga
- Memaksakan kehendak/keinginan sendiri
- Melakukan kekerasan dalam keluarga
- Tidak peduli bila ada anggota keluarga minta bantuan
Individu dengan Masyarakat
- Melakukan tindakan kriminal
- Perkelahian antar kelompok
- Tidak mempedulikan kelompok lain dan hanya mementingkan kelompok sendiri
Individu dengan Keluarga
- Saling menutupi kekurangan antar anggota keluarga
- Saling membantu untuk mempertahankan keharmonisan keluarga
- Saling melindungi dan memberikan kasih sayang ke keluarga
Individu dengan Masyarakat
- Saling gotong royong
- Ikut serta dalam membantu orang yang terkena musibah
- Ikut serta dalam menjaga lingkungan
>Bersifat Negatif
Individu dengan Keluarga
- Memaksakan kehendak/keinginan sendiri
- Melakukan kekerasan dalam keluarga
- Tidak peduli bila ada anggota keluarga minta bantuan
Individu dengan Masyarakat
- Melakukan tindakan kriminal
- Perkelahian antar kelompok
- Tidak mempedulikan kelompok lain dan hanya mementingkan kelompok sendiri
untuk keuntungan pribadi
c. Hubungan Individu dengan Masyarakat
Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang bersifat makor. Aspek teritorium
kurang ditekankan. Namun aspek keteraturan sosial dan wawasan hidup kolektif
memperoleh bobo yang lebih besar. Kedua aspek itu munjuk kepada derajat integrasi
masyarakat karena keteraturan esensial dan hdup kolektif ditentukan oleh kemantapan
unsur-unsur masyarakat yang terdiri dari pranat, status, dan peranan individu. Variabel-
variabel tersebut dipakai dalam mengkaji dan menjelaskan fenomena masyarakat menurut
persepsi makro. Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakiaktnya
terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam
keluarga, lembaga dan individu – individu. Hubungan individu dengan masyarakat dalam
persepsi makro lebih bersfiat sebagai abstraksi. Kejahatan dalam masyarakat makro
merupakan gejala yang menyimpang dari norma keteraturan sosial, sekaligus dapat
berperan sebagai indikator tinggi-rendahnya keamanan lingkungan untuk penghuni
dan golongan masyarakat dari status tersebut.
http://wafiq-agito.blogspot.com/2012/11/fungsi-keluarda-hubungan-antara.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar